Banyak kesan negatif tentang remedial. Pertama, remedial itu bikin males. Kesan pertama itu emang bener banget, bayangin aja, sehabis ujian kan seharusnya kita istirahat atau liburan. Lah ini, malah diisi sama remedial. Pokoknya remedial bikin males! Kedua, remedial itu bikin kita terkesan bego. Sejatinya, anak pinter itu gak pernah diremedial, dan karena hal itu, orang yang diremedial jadi dapet gelar murid bego. Kalo yang diremedial disebut bodoh, terus yang diremedial terus diremedial lagi namanya apa? Ketiga, remedial itu bikin bete karena kita harus ngerjain hal yang sama, dua kali. Bahkan kalau yang kedua tetep jelek, kita harus lakuin kerjaan yang sama sebanyak tiga kali. Buset deh, pacaran aja yang sekali susah, ini malah disuruh ngerjain soal berkali-kali.
Masih banyak kayaknya hal-hal negatif tentang remedial. Tapi, segala sesuatu itu bisa dilihat dari dua sisi (eh tapi orang jelek mah dilihat dari sisi mana aja tetep aja jelek), dan segala hal juga ada sisi negatif dan positifnya (eh tapi kalau nge-PHP itu gak ada positif-positifnya sih). Nah, begitu juga dengan remedial, ada loh hal-hal positif di balik peristiwa bernama remedial.So, simak ya...
Kesempatan kedua itu ada
Siapa bilang kesempatan kedua itu gak ada? Remedial itu malah bukti kalau kesempatan kedua itu nyata eksistensinya. Yang bilang kesempatan kedua itu gak ada pasti orang yang pengen balikan tapi mantannya gak pernah ngasih kesempatan.
Dan lagi, dalam belajar itu gak ada istilah terlambat. Nah makanya, meskipun nilai kita jeblok di ujian pertama, tetap gak ada kata terlambat untuk dapat nilai lebih baik dari sebelumnya. Gak usah malu kalau diremedial, namanya juga perbaikan. Kalau perbaikannya dilakukan dengan total, bukan gak mungkin kita bakal lebih baik dibanding mereka yang nggak diremedial.
Oh iya, walaupun remedial itu tanda kalau kesempatan kedua itu ada, tapi kita juga harus tetap maksimal di kesempatan pertama.
Jadi makin paham
Ada fakta menarik tentang orang yang diremedial sama orang yang gak diremedial. Orang yang gak diremedial, mereka itu biasanya cuma paham materi pelajaran saat itu aja. Sedangkan yang diremedial, dia biasanya makin paham sama apa yang udah dia pelajari, soalnya yang diremedial belajarnya dua kali. Dengan diremedial, sebenernya materi yang kita dapet bisa lebih kita mengerti. Kalau kita orangnya gak mau ngulang kesalahan, biasanya di masa remedial kita bakal lebih total dalam belajar. Nah, dengan begitu kita jadi lebih paham sama pelajaran yang dikasih guru.
Gini deh, kalian pernah ngalamin gak, kalian putus terus balikan lagi? Dan saat balikan lagi, kalian jadi makin sayang karena kalian berjanji sama pacar dan diri kalian kalau kalian gak akan ngulangin hal yang sama. Nah begitu juga dengan remedial, dengan remedial, kita bisa makin paham sama pelajaran kita dan makin romantis sama materi sekolah kita.
Jadi tahu kesalahan kita di mana
Pada inget kan istilah “yang jatuh ke lubang yang sama itu cuma keledai”? Eh tapi, emang kalian pernah gitu liat keledai jatuh ke lubang? Liat keledainya aja jarang. Bahkan ada juga keledai yang kayak gimana aja gak tau.
Oke, balik lagi ke topik. Istilah “yang jatuh ke lubang yang sama itu cuma keledai” harus bikin kita termotivasi. Jangan sampe pas remedial kita jatuh ke lubang yang sama. Dalam remedial, cobalah jadi manusia dan jangan sampai masuk ke lubang yang sama. Dengan remedial, sebetulnya kita jadi tahu kesalahan kita di mana. Dengan liat nilai pertama yang udah keluar, kita jadi tahu kekurangan kita itu ada di materi A atau B. Nah dengan udah tahu kekurangan atau kesalahan kita kayak gitu, kita tinggal pelajarin aja apa yang kurang di materi itu. Dengan begitu, belajarpun gak usah banyak-banyak dan kita juga bisa fokus sama materi yang belum kita pahami.
Memotivasi kita untuk balikan
Yap, sisi baik remedial itu membuat kita jadi berani untuk balikan sama mantan. Ujian aja ada ulangannya, masa pacaran ulang gak ada?
Remedial harusnya sebuah motivasi besar buat mereka yang susah move on tapi susah juga balikannya. Pelajarilah hikmah dari remedial. Lihat, remedial itu bikin kita sadar kalau kesempatan kedua itu ada. Nah, jangan takut balikan, siapa tahu si mantan mau ngasih kita kesempatan kedua. Mungkin dia juga masih sama sayangnya.
Remedial itu bikin kita makin paham materi yang dipelajari. Nah, bukan gak mungkin dengan balikan, kita bisa makin paham sama apa yang pasangan kita inginkan dan apa yang pasangan kita harapkan.
Remedial itu bikin kita tahu kesalahan kita di mana. Begitupun balikan, gak menutup kemungkinan dengan balikan kita jadi tahu salah kita ke pasangan kita apa. Dan dengan begitu, kita akan berusaha untuk gak mengulangi kesalahan yang sama.
Nah nah nah, keren pisan kan hikmah-hikmah remedial ini. Kira-kira ada hikmah apa lagi ya dari remedial?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar