Anime

Senin, 26 Mei 2014

Alasan Hari Kejepit Kita Harus Tetap Masuk




Hari ini adalah hari kejepit nasional. Karena harinya terjepit, orang-orang jadinya kesal. Harusnya kan jangan kesal, tapi ditolongin. Kasian kan, dia lagi kejepit dan butuh pertolongan masa diomel-omelin.

Di harpitnas ini banyak sekali godaan-godaan yang datang. Godaan tersebut tentunya berisi tentang ajakan untuk meliburkan diri... ditambah dengan cuaca yang ujan berkepanjangan, jadinya godaannya juga nambah deh. Godaan nyuruh tidur.

Naaaah, walaupun harinya emang menyebalkan, kami saranin kalian jangan meliburkan diri deh. Gak bagus. Tau alasannya kenapa?

Kebiasaan Nanti Jadi Pemalas
Betul, yang namanya bolos di mana pun dan kapan pun adalah pangkal dari kemalasan. Walaupun harinya terasa membosankan (karena kemarin udah seneng-seneng dan tiba-tiba sekarang udah harus masuk), tapi kan dengan masuk ke sekolah/kampus/kantor di harpitnas sudah menunjukan kalau kamu pribadi yang disiplin dan gemar menabung (ini gak nyambung emang).

Coba bayangin kalau kalian bolos dan ke depannya banyak hari yang kejepit juga, lama-lama jadi kebiasaan bolos kan. Lama-lama gak ada harpitnas juga jadi suka bolos. Lama-lama beneran jadi pemalas deh.

Menghargai Waktu dan Kesempatan
Coba kita bayangin kalau pelajar/karyawan bolos dalam satu hari dan seandainya dalam satu hari di sekolah/kampus/kantor tersebut ada 8 jam. Tentunya cukup banyak sekali waktu yang telah terbuang. Kan kalau kita masuk, kita jadi bisa nyelesain beberapa pekerjaan. Dan kalau seandainya itu pelajar, mereka jadi bisa dapat banyak ilmu deh.

Siapa tau aja ya kan kalau kamu masuk, terus gebetan kamu ngeliat kamu. Pasti dia bakalan bilang gini, “Wah, dia masuk! Aaaah rajin banget. Idaman! Tembak akuuuh, Mas! Tembaaaaak!” Terus jadian deh.

Kalau Libur Juga Kayak Ada yang Mau Diajak/Ngajak Jalan Aja
Udah bela-belain bolos sekolah/kerja, tapi di rumah nggak ngapa-ngapain, cuma tidur-tiduran doang atau nonton TV. Kalau cuma gitu doang mah mending masuk aja, pasti ada manfaatnya. Lagipula, emang kalau libur ada yang ngajakin jalan? Kayak ada yang mau aja...

Tuh alasannya kenapa jangan bolos. Kamu bolos juga? Ngapain coba kerjaannya pas bolos gitu?Share dong...

Kamis, 15 Mei 2014

Hal yang Bikin Kamu Dijauhin Gebetan Tanpa Kamu Sadari



Terkadang, cinta itu datang dengan tiba-tiba. Namun meski begitu, cinta juga kadang menghilang secara tiba-tiba. Mungkin begitulah cinta, datang tanpa undangan, pergi tanpa ucapan. Sebelas-dua belas sama Jailangkung.

Sekarang tengok gebetan kamu, apakah dia mirip dengan Jailangkung? Kalau iya, berarti kamu harus berhati-hati, karena dia bisa saja pergi tanpa kamu sadari. Kalau sampai terjadi, itu adalah perpisahan paling mengenaskan. Mengapa? Karena dia pergi tanpa mengucap selamat tinggal.

Sebelum gebetanmu pergi tanpa alasan, sebaiknya kamu pahami dulu 5 hal yang bikin kamu dijauhi gebetan tanpa kamu sadari ini.

Terlalu Apa Adanya
Si dia pergi tanpa kamu sadari, mungkin karena kamu adalah orang yang terlalu apa adanya. Apa adanya tentu saja boleh, tapi jangan terlalu seadanya. Mentang-mentang hanya ada satu baju, maka kamu pakai baju itu terus sebulan lamanya.

Apa adanya tentu saja silakan, tapi improvisasi juga penting. Apa adanya itu membosankan, jadi harus sedikit kejutan-kejutan baru buat si gebetan. Kalau kamu gitu-gitu aja, maka si gebetan akan pergi menjauh tanpa kamu sadari.

Terlalu Fake alias Pura-Pura
Menjadi orang yang disukai sama gebetan itu penting, biar gebetan bisa nyaman. Tapi alangkah indahnya jika kita menjadi diri sendiri dan si gebetan juga suka dengan kepribadian kita.

Mungkin, kamu adalah orang yang terlalu bersikeras untuk jadi orang yang diinginkan sama gebetanmu (padahal itu bersebrangan dengan jati dirimu). Si gebetan nggak bego kok, dia pasti bisa melihat mana dirimu yang asli dan mana dirimu yang lagi berpura-pura.

Terlalu Gengsi
Masa-masa PDKT adalah masa-masa pertarungan antara keinginan dan gengsi. Pengin bilang kangen, eh nggak jadi karena gengsi. Pengin ngajak jalan, eh gagal juga karena gengsi. Pengin nembak, eh nggak dilakuin karena gengsi. Akhirnya si dia keburu pergi.

Makan aja tuh gengsi!


Terlalu baik
Terlalu baik itu bukan cuma hal yang bikin kamu diputusin, tapi juga hal yang bikin kamu dijauhin. Baik itu bagus, cuma terlalu baik itu jelek. Kamu harus agak sedikit bikin dia deg-degan dan khawatir biar hubungan kalian ada bumbunya.

Dan jadi orang yang terlalu baik, biasanya hanya akan berakhir sebagai teman.


Terlalu Cakep
Padahal kamu itu cakep, badan bagus, dan harta juga melimpah. Tapi kenapa si gebetan malah ninggalin diam-diam? Yap, itu karena si gebetan minder ngeliat kamu.

Muka kamu yang cakep membuat si gebetan merasa nggak pantes jadi pendamping kamu. Dia merasa kalau kamu bisa saja mendapatkan yang lebih sempurna dari dia. Makanya, dia pergi diam-diam.

Tips buat yang terlalu cakep dan sering dijauhin gebetan, cobalah operasi plastik. Tapi pesen ke dokternya jangan ngecakepin, tapi ngejelekin.

Terlalu Jelek
Kenapa ya semua hal itu harus balik lagi ke tampang? Nggak bisa ya ngeliat cinta cuma dari hati aja?

Ya tapi begitulah, biasanya yang enak dipandanglah yang menang. Karena hati tak terlihat, makanya hati selalu kalah.

Dan yap, alasan kenapa kamu bisa ditinggal sama gebetan tanpa kamu sadari adalah karena kamu terlalu jelek. Wajah kamu terlalu buruk rupa bagi dia yang menginginkan wajah seorang pangeran. Makanya guys, sebelum si dia meninggalkan kita tanpa kita sadari, mari kita sadari dulu seburuk apa wajah kita sendiri.

Kira-kira, apa lagi yang bisa bikin gebetan kita pergi tanpa disadari?

Minggu, 04 Mei 2014

Ada Rasa Di balik "Pertemanan"




Sebuah bangkai bisa jadi tak akan pernah tercium selamanya… jika seseorang yang mencium baunya pura-pura tidak mencium, atau menyangkal sedang mencium bau bangkai.
Namun perasaan cinta bukanlah bangkai. Meski terselip dalam sebuah hubungan rumit bernama “pertemanan”, perasaan tetaplah perasaan. Gue orang yang percaya pada sebuah ungkapan…
Cewek dan cowok tidak pernah bisa menjadi best friend sepenuhnya.
Intensitas ketemu, ngobrol, dan saling terbuka mungkin saja perlahan, sedikit demi sedikit menumbuhkan benih-benih cinta, atau minimal suka. Dalam sebuah pertemanan seorang cowok dan cewek, bisa aja ada salah satu pihak yang sempat berpikir, “Dia baik banget. Mungkin gak sih gue suka sama dia? Apa mungkin kita jadian?”
“Kalau bukan suka? Kenapa gue cemburu kalo dia sama yang lain? Padahal kita cuma temen.”
Dan akhirnya pemikiran dan perasaan itu dibunuh dan dikubur dalam-dalam dengan batu nisan bertuliskan “atas nama pertemenan” tertancap di atasnya.
Dari contoh di atas, kadang gue berpikir pertemanan itu kejam. Sebuah pertemanan di antara dua manusia berbeda jenis kelamin, kemudian tumbuh rasa-rasa di dada. Apakah itu semua salah manusia? Bukankah cinta datang sendirinya tanpa diduga-duga?
Banyak orang yang rela membunuh rasanya sendiri hanya untuk menyelamatkan kedekatan dengan dia (dalam wujud teman) yang dipuja, dan untuk tetap bisa menjalani kebiasaan-kebiasaan bersamanya (meski dalam wujud teman).
Sederhananya, ada yang memilih memendam rasa hanya karena takut jadi jauh karena dia gak punya perasaan yang sama.
Miris, memang. Namun apa daya? Memang kadang rasa cinta yang tiba-tiba ada bisa menghancurkan jalinan pertemanan yang sudah dibangun sejak lama. Atau sebaliknya, status pertemanan yang ada membunuh sebuah cinta yang bersemi tiba-tiba.
“Nggak kok. Gue sama best friend gue gak ada rasa apa-apa.”
Mungkin kamu bilang nggak. Mungkin dia bilang nggak juga pas ditanya.
Tetapi di dalam hati, gak ada yang pernah tau… bahkan diri kamu.
Lalu, siapakah yang berharap dalam hubungan pertemanan kamu dengannya? Dia, atau kamu?
Dan sampai kapan mau membohongi diri sendiri?
Pertanyaan terakhir dalam hidupmu adalah…
Apakah pertemanan dan kedekatan itu lebih berharga dari rasa cinta yang tercipta? Dan apa kamu tega membunuhnya?